Selasa, 01 Mei 2012

Kita Semua Salah!


Beberapa waktu yang lalu kita sedang marak-maraknya melihat persidangan Nazarudin tentang dugaan kasus korupsi yang dilakukannya, dan masyarakat Indonesia mulai menghujat dan mencaci para koruptor. Beberapa waktu yang lalu juga sempat heboh dengan isu akan dinaikkannya harga BBM, kita semua sebagai masyarakat juga mulai menghujat dan beraksi melakukan penolakan terhadap hal tersebut dan menilai kepemimpinan pak presiden gagal, tidak pro terhadap rakyat dan lain sebagainya. 
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa (kalo ga salah lho ya?) “pemimpin itu merupakan cermin dari rakyatnya”. Gue seratus persen setuju dengan hal itu! why?
Menurut pengamatan gue *ciee pengamat* sekarang itu udah merupakan jamannya yang benar itu yang ditindas, yang benar yang dikucilkan, yang benar yang ditinggalkan, yang benar yang ditutup-tutupi, dsb. Ingat dengan kasus seorang ibu yang sempat dikucilkan dari lingkungannya karena menolak anaknya yang pintar dikelas menjadi juru kunci contekan? ya, itu baru salah satu sampel saja. Jadi kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah, siapapun yang memimpin kita, pasti orang tersebut mencerminkan perilaku dari orang-orang yang dipimpinnya. Jika sekarang presidennya seperti itu, ya kita sebagai rakyat harus ngaca lihat diri kita sendiri, dan Stop Menghujat! itu bukan merupakan solusi dari semua permasalahan yang ada. 
Coba kita introspeksi diri, kita sekarang ga usah menyalahkan para koruptor-koruptor yang ada di senayan ataupun di birokrasi lainnya. Coba deh kita tengok diri kita masing-masing yang secara tidak langsung sudah melakukan tindakan korupsi. Jadi secara tidak sadar sepertinya tindakan korupsi sudah tertanam di alam bawah sadar kita. Seorang polisi mencari uang tambahan dengan razia di pinggir jalan, seorang pedagang makanan nakal menjual makanan kadaluarsa yang ditambah formula-formula berbahaya supaya mendapatkan keuntungan, seorang tukang besi mencuri tutup besi pembuangan air di jalan raya yang dapat membahayakan pemakai jalan, seorang siswa/mahasiswa mencontek dikala ujian, dan masih banyak lagi. Jadi, KITA SEMUA SALAH. 
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? 
Paling tidak kita bisa meminimalisir kesalahan yang kita perbuat, dari yang awalnya meminimalisir diharapkan bisa hilang. Kemudian, sudahlah kita tidak perlu menghabisi para pemimpin kita lewat kekerasan verbal yang sering kita lakukan, kasian mereka. Dulu mereka itu juga seperti kita, yang anti dengan korupsi. Bahkan, sampai ada yang nongol di iklan televisi dan mengatakan TIDAK pada korupsi, eh malah terjerat korupsi. Daripada kita ngatain orang lain mending kita main game #eh 
Ok, berhubung mata gue udah serasa ditindi upil gajah, mungkin cukup itu aja banyolan malam ini. Pesan saya, mohon jangan terlalu serius. Terimakasih sudah membaca, dan Salam olahraga!

6 komentar:

  1. Nah ini...
    nice essai sob...

    sebelum menghina orang lain ngaca dulu, bahkan kalau bisa hina diri kita sendiri dulu....
    cari kekurangan kita, sebelum berteriak...

    dan saya setuju dengan tulisan ini...

    untuk merubah menjadi baik kuncinya dari diri dulu, dari yang kecil dan mulai sekarang :-)

    -
    wew, malah main game :D wkwkwk
    kalau aku ngeblog saja dah

    -
    btw salam kenal :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih gan atas apresiasinya..... monggo klo mau di kopas, asal dikasih sourcenya aja.. hehehehe

      salam kenal juga :)

      Hapus
  2. aku cuman melihat tampang photo yg keren kawan, komentar lain aku gak paham kalau soal yg itu...hehehe salam kawan
    ditunggu yah
    saya follow ke 8 sobat, ditunggu juga yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. dibaca dulu donk gan... hehehe.. okedeh...
      saya siap meluncur follow balik... :)

      Hapus
  3. Sekarang ini nampaknya memang sulit, semua sudah masuk dalam lingkaran syetan, yang membedakan yang dengan yang batil saja sudah tidak bisa lagi, terus siapa yang bakal jadi pahlawan, kesalahan justeru terletak pada kita bersama, sebagai rakyat yang lemah, yg kurang memperhatikan nilai2 persatuan dan kesatuan.... kadang kita tahu..kawan kita itu benar dan justeru malah di jadikan kambing hitam tapi kita tak punya kekuatan untuk membelanya, ... kemana kita akan mengadu??? makanya saya sulit membuat komentar, sebab bisa menyinggung perasaan seseorang....terima kasih kawan, itu yg bisa saya ungkapkan, mohon ma'af... saya tidak bisa bicara panjang, entar gak muat nih....
    terima kasih yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget sob, makasih atas komentarnya.... buat introspeksi diri aja sob... :)

      Hapus